Henri Cartier-Bresson (disingkat HCB) mendatangi seorang gadis yang sedang berdiri pada sebuah tempat yang teduh, berada di dekat sebuah bengkel sepeda listrik di sebuah tempat perbelanjaan di Yogyakarta. Dia terkesan oleh kecantikan dan eksotisme perempuan Jawa. 

HCB, fotografer jurnalis asal Perancis ini telah berpetualang ke seluruh Indonesia antara Oktober-Desember 1949 yang pada saat itu Indonesia sedang merayakan kemerdekaan dari Belanda. Sebagian foto esainya didedikasikan untuk budaya dan adat istiadat masyarakat Jawa, Sumatera dan Bali. Salah satu seri foto HCB dipublikasikan di majalah LIFE tahun 1950.

 

the new nation of indonesia 1

Indonesia, Sebuah negara baru telah muncul di katulistiwa, begitu kalimat pertama dari 14 halaman tentang berita dan foto-foto Indonesia. Majalah LIFE tahun 1950 menyebut negara Indonesia sebagai negara yang mengagumkan, indah tiada tara, dan subur. Sebelum kemerdekaan pun Indonesia pernah dimuat dalam majalah LIFE, setidaknya tiga kali, yaitu pada edisi 7 Desember 1936 yang memuat tentang Pakubuwono X, Raja Surakarta, edisi 25 Januari 1937 saat Gusti Nurul, Putri Mangkunegoro VII Surakarta menarikan tari serimpi di Belanda saat pernikahan Putri Juliana dan Pangeran Bernhard serta edisi tahun 1946 saat terjadi Revolusi besar-besaran di Jawa melawan Belanda. Berikut beberapa foto tentang Indonesia yang dimuat oleh majalah LIFE edisi Februari 1950 oleh Henri Cartier Bresson:

 

the new nation of indonesia 2Soekarno, Presiden Republik Indonesia dan Fatmawati “Sang Istri” bersama 2 anak mereka

 

sri sultan yogyakarta

Di dalam artikel ini disebutkan bahwa Indonesia dikenal sebagai “zamrud yang memanjang di katulistiwa”, “kebanggaan Belanda selama 350 tahun”. Terlihat foto seorang prajurit Keraton Yogyakarta membawa tombak di belakang mobil Amerika milik Sultan Yogya.

 

the new nation of indonesia 3

Majalah LIFE menggunakan istilah “The Unites States of Indonesia” sebagai konsekuensi perjanjian KMB dimana Indonesia berbentuk federasi. Foto memperlihatkan kampung air di Sungai Musi dan rumah tradisional dari Bali.

 

the new nation of indonesia 5

Peta di atas menunjukkan Papua masih di tangan Belanda. Rumah Gadang di Sumatra (kanan atas), disebutkan bahwa menurut cerita rakyat Sumatera pada abad 16, seorang pangeran Sumatera melawan musuh dari Jawa, Sang Pangeran lebih memilih untuk tanding banteng, kemudian menang, alhasil rumah rumah dibentuk meruncing untuk memperingati peristiwa tanding banteng tersebut. Kiri bawah memperlihatkan masjid di Sumatera. Kanan bawah memperlihatkan patung Buddha di Borobodur .

 

the new nation of indonesia 6

Keunikan kehidupan di Indonesia, disebutkan bahwa kehidupan di Indonesia berjalan lambat, namun justru karena itu tercipta maha karya seni. Pada jaman kolonial, air dan tanah cukup untuk menghidupi semua, namun perang menghancurkan banyak area persawahan. Kiri atas menunjukkan wanita Bali berbelanja. Kanan atas memperlihatkan perempuan 16 tahun sedang membatik, kiri bawah tentang seorang pria yang bekerja di tambang minyak, kanan bawah menunjukkan pengrajin kayu dari Jepara yang terkenal dengan ukirannya.

 

the new nation of indonesia 11Tarian di Indonesia Anggun dan Unik, tarian di Bali dibandingkan Jawa lebih dinamis sementara tarian di Jawa lebih lembut dan lebih formal. Kedua tarian diiringi musik gong yang indah dan para penarinya mengenakan kostum keemasan. Foto kiri atas dan bawah, tarian di Bali dimana penarinya terhiopnotis untuk bertarung dengan roh jahat. Foto kanan, Putri Istana Surakarta menarikan tari Serimpi, sebuah mahakarya seni.

 

the new nation of indonesia 10Foto atas, penari Bali menarikan tarian yang diambil dari kisah Ramayana, banyak dari tarian Indonesia yang diambil dari kisah Hindu tersebut. Foto kiri bawah, Tarian Istana untuk Sang Susuhunan Surakarta yang masih muda, tema tariannya “menciptakan kesejahteraan”. Foto kanan bawah, seorang kerabat Susuhunan Surakarta menarikan tarian dengan berperan sebagai raja jahat diambil dari kisah Mahabarata.

 

the new nation of indonesia 9Foto atas, jalan setapak menuju rembang, nampak para petani membawa hasil pertanian dan terlihat pula pohon kapok. Foto kanan bawah, perahu nelayan di rembang yang diberi warna-warna yang tak lain hanya untuk memenuhi hasrat seni masyarakat Jawa.

 

the new nation of indonesia 8Indonesia: Tanah kaya Payung dan Mangga. Foto kanan atas, wanita semarang dengan kebaya dan sarung batik yang indah berjalan di bawah payung bambu telanjang kaki. Foto kanan bawah adalah penjual minuman sirup buah di Semarang. Foto kiri bawah, aktivitas panen padi di Jepara.

 

the new nation of indonesia 7

Seorang Nelayan Jawa menaiki perahu dengan peci, atribut khas bagi umat Muslim di Indonesia.

 

the new nation of indonesia 13Foto atas, perkebunan teh dan kina di Bandung. Teh pertama kali diperkenalkan Belanda di indonesia tahun 1832, sebelum perang, Indonesia menghasilkan 18% total teh dunia, karena perang menurun menjadi 4,5%. Foto kiri bawah, wanita dan anak anak mandi di sebuah kanal di samping jalanan padat, air yang dipakai bercampur dengan air bekas cucian, sedangkan air minum diambil dari sumur. Foto kanan bawah, wanita Bali membawa pot tanah liat untuk dijual di Klungkung, Ibukota tua Bali.

 

the new nation of indonesia 12Foto atas, aktivitas persawahan di Pendang (mungkin yang dimaksud adalah padang). Foto kiri bawah, para pekerja membawa bahan untuk membangun candi di Bali. Foto kanan bawah, wanita dan anak anak mandi di sebuah kanal di samping jalanan padat.

 

the new nation of indonesia 14

Generasi muda harapan bangsa. Indonesia berhasil meraih kemerdekaannya setelah berjuang. Walaupun mayoritas muslim, pendiri bangsa tidak mencantumkan nama “Muhammad” dalam konstitusinya.

Tampak dari kiri :
Muhammad Hatta: Perdana Menteri, negosiator kemerdekaan dan merangkap menteri luar negeri.
Sultan Jogja: Menteri pertahanan umur 37 tahun, memimpin pasukan anti Belanda.
Anak Agung: Menteri Dalam Negeri, raja Bali berumur 30 tahun yang memperjuangkan federalisme dalam pemerintahan baru.
Sutan Sjahrir: Negarawan umur 40 tahun yang dibuang oleh Belanda, dia tidak memiliki kantor namun pengaruhnya sangat luas.

 

the new nation of indonesia 15

Seorang Pangeran yang dulunya berasal dari kasta berkuasa menengok ke dalam Istana Yogyakarta dimana para negarawan sedang bekerja membuat undang-undang.

Dukung Mobgenic

Jadilah bagian dari komunitas kreator dan dukung Mobgenic untuk bisa tetap berbagi artikel yang menarik dengan memberikan donasi.

*Donasi melalui aplikasi Saweria

Share.

Leave A Reply